CARAMAKAN.COM | Pernah terbayang duduk bersila bersama ratusan orang dalam satu ruangan, menikmati hidangan yang tersaji rapi di atas lantai, tanpa meja atau kursi? Itulah Makan Saprahan, tradisi makan khas masyarakat Melayu Pontianak yang bukan sekadar makan, tapi juga simbol kebersamaan dan kesederhanaan.
Makan Saprahan bukan hanya tentang menyantap makanan, tapi juga mencerminkan nilai-nilai kehidupan: kebersamaan, kesetaraan, dan penghormatan kepada tamu. Tradisi ini masih lestari hingga kini, terutama dalam acara pernikahan, syukuran, hingga perayaan budaya. Menarik, bukan? Yuk, kita kupas lebih dalam!
📌 Fakta Menarik Makan Saprahan
Fakta | Penjelasan |
---|---|
Asal Usul | Berakar dari budaya Melayu, khususnya di Pontianak, Kalimantan Barat. |
Makna Filosofis | Melambangkan kebersamaan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap tamu. |
Aturan Makan | Duduk bersila, makan bersama dalam satu saprah (alas makan), tanpa meja atau kursi. |
Hidangan Khas | Nasi minyak, ayam masak merah, sambal serundeng, hingga dodol khas Melayu. |
Momen Penting | Dilaksanakan dalam pernikahan, acara adat, dan perayaan keagamaan. |
Sejarah Makan Saprahan: Dari Istana ke Kampung
Tradisi Makan Saprahan dipercaya berasal dari kebiasaan di lingkungan Kesultanan Pontianak pada abad ke-18. Dahulu, tradisi ini digunakan untuk menjamu tamu kehormatan atau dalam acara penting di keraton. Seiring waktu, kebiasaan ini menyebar ke masyarakat luas, menjadi tradisi yang tetap lestari hingga sekarang.
Kenapa Disebut Saprahan?
Kata saprahan berasal dari bahasa Melayu yang berarti “beralas.” Ini merujuk pada cara penyajian makanan yang diletakkan di atas saprah (alas kain atau tikar) dan disantap bersama-sama.
Di masa lalu, Makan Saprahan menjadi ajang silaturahmi antara raja dan rakyat. Sekarang, tradisi ini lebih sering dilakukan dalam acara keluarga atau hajatan besar.
Aturan & Tata Cara Makan Saprahan
1. Posisi Duduk yang Penuh Makna
Dalam tradisi ini, semua orang duduk bersila di lantai dengan posisi melingkar atau memanjang sesuai jumlah peserta. Tidak ada meja atau kursi—semua duduk sama rata, melambangkan kesetaraan.
2. Penyajian Makanan yang Rapi & Tertata
Hidangan disusun di atas saprah dalam susunan tertentu. Biasanya, dalam satu saprah bisa berisi 4-6 orang dengan piring, sendok, dan makanan yang sudah tersaji.
3. Tertib & Sopan Saat Makan
Ada beberapa aturan yang harus dipatuhi saat makan saprahan:
✅ Makan dengan tangan kanan, kecuali ada alasan khusus.
✅ Tidak boleh mendahului orang yang lebih tua untuk mulai makan.
✅ Tidak boleh menyisakan makanan, karena ini dianggap tidak menghargai rezeki.
Hidangan Khas Makan Saprahan: Lezat dan Beragam!
Salah satu daya tarik utama Makann Saprahan tentu saja adalah hidangannya yang menggugah selera! Berikut beberapa makanan khas yang biasanya hadir dalam tradisi ini:
Nama Hidangan | Deskripsi |
---|---|
Nasi Minyak | Nasi gurih yang dimasak dengan rempah khas Melayu. |
Ayam Masak Merah | Ayam dengan bumbu merah yang kaya rasa. |
Sambal Serundeng | Sambal khas dengan kelapa parut dan terasi. |
Dodol Pontianak | Kudapan manis khas Melayu yang legit. |
Kari Kambing | Kari kental dengan aroma rempah yang kuat. |
Makan Saprahan dalam Acara Adat & Keagamaan
Tradisi Saprahan tidak hanya dilakukan dalam acara keluarga, tapi juga dalam berbagai perayaan besar, seperti:
- Pernikahan Adat Melayu
Biasanya dilakukan sebagai bagian dari rangkaian prosesi pernikahan untuk mempererat hubungan keluarga besar. - Maulid Nabi & Hari Besar Islam
Dilakukan dalam rangka berbagi berkah bersama masyarakat sekitar. - Syukuran & Kenduri
Sebagai bentuk rasa syukur atas pencapaian atau keberkahan yang diterima.
Makan Saprahan: Masih Bertahan atau Mulai Hilang?
Meskipun tradisi ini masih ada, namun di era modern, banyak keluarga mulai menggantinya dengan model prasmanan atau catering. Hal ini karena keterbatasan waktu dan perubahan gaya hidup masyarakat urban.
Namun, beberapa komunitas budaya dan pemerintah daerah terus berupaya melestarikan tradisi ini melalui:
✅ Festival Budaya Melayu yang rutin diadakan di Pontianak.
✅ Pelatihan & Workshop bagi generasi muda tentang pentingnya menjaga tradisi.
✅ Program Wisata Budaya yang mengenalkan wisatawan dengan pengalaman tradisi melayu Pontianak
Makan Saprahan, Simbol Kebersamaan!
Makan Saprahan bukan hanya tradisi santap bersama, tetapi juga cerminan nilai-nilai luhur masyarakat Melayu Pontianak. Dari tata cara hingga hidangannya, semuanya mengandung makna mendalam tentang kebersamaan, kesederhanaan, dan kesetaraan.
Meski zaman berubah, tradisi ini masih bisa dilestarikan dengan inovasi, tanpa menghilangkan esensi aslinya. Jadi, kapan nih, kamu mau coba pengalaman makan saprahan di Pontianak? 🍛✨