By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Info Dunia Kuliner Info Dunia Kuliner Info Dunia Kuliner
Notification Show More
Font ResizerAa
  • Home
  • Cara Makan
  • Restoran
  • Khas Nusantara
  • Inspirasi
  • Resep
  • News
    • Tips
    • Mancanegara
    • Kesehatan
    • Wisata
  • Author
Reading: Rabeg: Jejak Sejarah, Akulturasi Budaya, dan Warisan Kuliner Banten
Share
Font ResizerAa
Info Dunia Kuliner Info Dunia Kuliner
Cari Artikel Lain
  • Home
  • Cara Makan
  • Restoran
  • Khas Nusantara
  • Inspirasi
  • Resep
  • News
    • Mancanegara
    • Wisata
    • Kesehatan
    • Tips
  • Author
Follow US
  • Complaint
  • Advertise
©2024 Cara Makan
Info Dunia Kuliner > Blog > Khas Nusantara > Rabeg: Jejak Sejarah, Akulturasi Budaya, dan Warisan Kuliner Banten
Khas Nusantara

Rabeg: Jejak Sejarah, Akulturasi Budaya, dan Warisan Kuliner Banten

Fathurroji By Fathurroji Published 21/09/2025
Share
rabeg
SHARE

 

Cek Daftar Isi
Asal Usul Rabeg: Dari Tanah Suci ke Tanah BantenPerpaduan Cita Rasa Arab dan NusantaraStatus Rabeg dalam Kesultanan BantenRabeg di Masa KiniMakna Filosofis Rabeg

Caramakan.com | Banten bukan hanya terkenal dengan jejak sejarah Kesultanan yang pernah berjaya, tetapi juga dengan kulinernya yang sarat makna. Salah satu sajian legendaris yang hingga kini masih bertahan adalah rabeg, sebuah hidangan berbahan dasar daging kambing yang memiliki akar sejarah panjang serta dipenuhi nuansa budaya.

Asal Usul Rabeg: Dari Tanah Suci ke Tanah Banten

Kisah rabeg konon bermula pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin, putra dari Sunan Gunung Jati sekaligus sultan pertama Kesultanan Banten. Dalam perjalanan ibadah haji ke Makkah, Sultan sempat singgah di sebuah kota bernama Rabigh, yang terletak di pesisir Laut Merah, Arab Saudi.

Di sanalah Sultan mencicipi hidangan daging kambing yang dimasak dengan bumbu khas Arab. Terkesan dengan cita rasanya, beliau kemudian membawa inspirasi masakan itu ke tanah air. Setibanya di Banten, Sultan meminta juru masak istana untuk menghadirkan sajian serupa dengan sentuhan rempah-rempah Nusantara.

Dari proses adaptasi inilah lahir masakan yang kelak dikenal dengan nama rabeg—diambil dari nama kota Rabigh sebagai penghormatan sekaligus penanda asal-usulnya.

Perpaduan Cita Rasa Arab dan Nusantara

Meskipun berakar dari kuliner Arab, rabeg bukan sekadar tiruan. Cita rasa rabeg justru semakin kaya karena dipadukan dengan rempah-rempah khas Nusantara, seperti:

  • Lengkuas untuk menambah aroma segar,
  • Jahe untuk menghadirkan sensasi hangat,
  • Biji pala yang memberi sentuhan manis pedas,
  • Lada sebagai penguat rasa gurih pedas,
  • serta kayu manis yang memperkaya aroma harum.

Kombinasi bumbu tersebut menciptakan rasa gurih, sedikit manis, sekaligus hangat di tenggorokan. Kuahnya berwarna cokelat pekat, berpadu sempurna dengan tekstur daging kambing yang empuk setelah dimasak lama dengan api kecil.

Status Rabeg dalam Kesultanan Banten

Pada masa kejayaannya, rabeg bukanlah makanan biasa. Sajian ini berstatus hidangan kerajaan dan biasanya hanya hadir dalam acara-acara istimewa, seperti perayaan keagamaan, hajatan besar, atau jamuan tamu kehormatan Kesultanan Banten.

Karena posisinya yang sakral, rabeg juga mencerminkan simbol akulturasi budaya. Ia menjadi bukti bagaimana masyarakat Banten sejak lama terbuka pada pengaruh luar, namun tetap mampu mengolahnya menjadi identitas kuliner lokal yang berbeda.

Rabeg di Masa Kini

Seiring berjalannya waktu, rabeg tak lagi terbatas di istana. Masyarakat Banten kemudian mengadaptasinya hingga menjadi makanan tradisional yang populer. Kini, rabeg dapat dengan mudah ditemukan di berbagai warung makan dan rumah makan khas Banten, terutama di wilayah Serang, Cilegon, hingga Pandeglang.

Rabeg kerap hadir dalam acara pernikahan, syukuran, maupun jamuan keluarga besar. Kehadirannya tidak hanya untuk memuaskan lidah, tetapi juga menjadi pengingat akan sejarah panjang Banten dan peran Kesultanan dalam membentuk identitas budaya masyarakatnya.

Makna Filosofis Rabeg

Lebih dari sekadar kuliner, rabeg menyimpan makna mendalam. Ia mengajarkan tentang perjalanan, pertemuan budaya, dan adaptasi. Dari Rabigh di Arab Saudi hingga Banten, rabeg menunjukkan bahwa cita rasa bisa melintasi batas geografis, namun tetap dapat diperkaya dengan karakter lokal.

Tidak heran jika rabeg kini dianggap sebagai salah satu ikon kuliner Banten yang tak hanya layak dicicipi, tetapi juga dijaga kelestariannya.

Rabeg bukan hanya seporsi daging kambing berkuah rempah. Ia adalah potongan sejarah, simbol akulturasi, dan warisan kuliner yang membanggakan. Dari meja istana hingga meja makan rakyat, rabeg tetap setia menemani perjalanan panjang budaya Banten.

Mencicipi rabeg berarti turut merasakan jejak Sultan Maulana Hasanuddin, menyelami percampuran cita rasa Arab dan Nusantara, serta merayakan kekayaan tradisi kuliner Indonesia.[]

Seputar lingkunbgan hidup di Banten baca: https://dlhbanten.id/

You Might Also Like

Kuliner Blora: 5 Makanan Khas Tradisional yang Siap Memanjakan Lidahmu

Cita Rasa Makanan Khas Lokal Sekadau yang Unik dan Nikmat

Makanan Khas di Sepaku: Temukan Keunikan Rasa di Jantung Ibu Kota Nusantara

8 Makanan Khas Kota Medan yang Layak Dicoba

Kuliner di Nias Barat mulai Dari Ubi hingga Ikan Gulai

TAGGED:kuliner bantenmakanan sultanrabeg
Share This Article
Facebook Twitter Email Print
author fathurroji
By Fathurroji
Follow:
Hai Sobat Kuliner! Selamat datang di website CaraMakan.com. Terima kasih telah berkunjung di website ini. Kenalkan, saya Fathurroji NK, jurnalis bersertifikat, penulis buku, penulis konten website. Untuk kolaborasi, hubungi saya di 0817-19-5001 | Email: caramakan2024@gmail.com.
Previous Article burger Sajian Spesial Burger di Two Doors Down, Seattle
Next Article laptop murah Kenapa Lebih Baik Pilih Laptop Murah Baru daripada Laptop Bekas Mahal?

Recent Posts

  • Pameran Haji di Jeddah Sajikan Seratus Tahun Jejak Ibadah dan Pelayanan Jamaah
  • Jejak Seabad Layanan Dua Masjid Suci Dipamerkan di Jeddah
  • Ciri-Ciri Restoran Zero-Waste: Lebih Dari Sekadar Tren, Sebuah Komitmen
  • Belajar Crypto Itu Seperti Belajar Masak: Mengapa OKX Cocok untuk Pemula?
  • Ayam Gulai McD: Strategi Rasa Lokal dalam Balutan Global
  • 10 Cara Makan Burger biar Nggak Belepotan Saus
  • Gaya Hidup Zero Waste: Langkah Kurangi Sampah Plastik di Tempat Kuliner

Web Syndication

  • DestinasiIndonesia.com
  • PromoUKM.com
  • SeputarHalal.com
  • InilahKita.com
  • CaraSehat.net
  • IndonesiaSentris.com
  • BeasiswaKampus.com

Artikel Lain

masakan aceh fenomenal
Khas Nusantara

13 Makanan Aceh Fenomenal Warisan Nenek Moyang Layak Dicoba

Fathurroji Fathurroji 17/08/2024
mie aceh menduania
Khas Nusantara

Masakan Khas Aceh yang Mendunia dan Pentingnya Menjaga Kelestarian Lingkungan

Fathurroji Fathurroji 31/07/2025
Gowi Nifufu
Khas Nusantara

Selain Wisata, Kuliner Nias Barat Ini Layak Dicoba

Fathurroji Fathurroji 30/04/2025
gudeg sagan yogyakarta
Khas Nusantara

Gudeg Sagan Yogyakarta: Nikmati Kuliner Tradisional yang Melegenda

Fathurroji Fathurroji 31/10/2024
Show More

Logo Website Cara Makan

CARAMAKAN.com mengulas seputar makanan, tempat kuliner, khas daerah. Kami menerima artikel resep atau review kuliner. Kirim ke
08129 717 6001 atau caramakan2024@gmail.com.

 

Categories

  • Cara Makan
  • Cari Makan
  • Inspirasi
  • Kesehatan
  • Khas Nusantara
  • Mancanegara
  • News
  • Resep
  • Tips
  • Wisata

Jasa Publikasi

Promo UKM | Wisata Indonesia | Inilah Kita | Beasiswa Kampus | Indonesia Sentris | Seputar Rumah | Seputar Keamanan | Kota Surabaya | Info Nasional | Info Perkotaan | Ini Bekasi | Suara Muslim | Seputar Masjid | Seputar Halal | Seputar Pesantren | Seputar Kuliner | Seputar Kesehatan

Tentang Cara Makan

Author
About
Kontak
Disclaimer
Term & Condition
Pedoman Siber

Info Dunia Kuliner Info Dunia Kuliner
Follow US
©2024 Cara Makan
Logo Website Cara Makan
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?