CARA MAKAN | Belalang setan, serangga dengan nama yang menyeramkan, kembali menjadi sorotan setelah sebuah insiden tragis di Bojonegoro yang menewaskan dua orang warga akibat makan serangga tersebut.
Serangga ini tidak hanya dikenal karena penampilannya yang mencolok dan unik, tetapi juga karena dampak berbahaya yang dapat ditimbulkan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Peristiwa serupa pernah terjadi di Yogyakarta pada tahun 2022, di mana seorang warga meninggal dunia setelah diduga memakan belalang bulus, yang juga dikenal dengan nama belalang setan.
Mengapa Belalang Setan Berbahaya?
Belalang setan dianggap berbahaya karena mekanisme pertahanan dirinya yang unik, yaitu mengeluarkan cairan beracun. Berikut adalah informasi lebih rinci tentang belalang setan ini, termasuk ciri-ciri, habitat, serta alasan di balik bahayanya.
Pakar Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya Vella Rohmayani menjelaskan, berdasarkan hasil penelitian, belalang setan mengandung racun berupa alkaloid. Di mana, merupakan senyawa kimia berbahaya karena menyebabkan terjadinya overdosis jika dikonsumsi berlebihan.
“Racun tersebut dapat melumpuhkan predator dan menyebkan iritasi jika mengenai kulit manusia,” terang Vella, Dosen Teknologi Laboratorium Medis Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surabaya dilansir suaramuhammadiyah.
Seseorang yang mengkonsumsi belalang setan, lanjut Vella, awalnya ia akan mengalami gangguan pada sistem pencernaan. Sehingga, akan muncul gejala mual, muntah dan diare. Kemudian, racun akan tersebar melalui sistem peredaran darah, dan dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada berbagai organ vital, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kematian.
“Masyarakat harus berhati-hati ketika hendak mengkonsumsi belalang, karena tidak semua jenis belalang aman dikonsumsi. Salah satunya belalang setan yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia,” sarannya.
Ciri-Ciri Belalang Setan
Belalang setan (Aularches miliaris) merupakan serangga dari keluarga Pyrgomorphidae dengan penampilan mencolok. Berikut ciri-cirinya:
- Bagian kepala dan dada: Berwarna gelap kebiruan, dihiasi garis kuning cerah.
- Perut: Berwarna hitam dengan garis-garis merah mencolok.
- Sayap: Berwarna hijau dengan bercak kuning yang menarik perhatian.
Habitat dan Perilaku
Belalang setan tersebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Habitatnya meliputi hutan, perkebunan, dan lahan pertanian, di mana serangga ini sering dianggap sebagai ancaman karena kemampuannya merusak tanaman.
Perilaku uniknya:
- Lebih aktif pada malam hari, berbeda dengan kebanyakan belalang.
- Ketika merasa terancam, belalang ini cenderung menjatuhkan diri daripada terbang.
Cairan Beracun sebagai Mekanisme Pertahanan
Belalang setan memiliki cairan beracun yang dikeluarkan dari bagian dada (toraks) saat merasa terancam. Cairan ini berbentuk busa dan kadang disertai suara derikan.
Efek dari cairan ini:
- Dapat menyebabkan iritasi kulit pada sebagian orang.
- Mengandung senyawa kimia yang dapat membahayakan, meskipun belum ada bukti ilmiah bahwa racun ini mematikan bagi manusia.
Bahaya Makan Belalang Setan
Menurut Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor Kep-13/MUI/IV/2000, belalang halal dikonsumsi selama tidak memberikan mudarat. Namun, tidak semua jenis belalang aman, termasuk belalang setan yang diketahui memiliki cairan beracun.
Meskipun belum ada penelitian yang membuktikan secara pasti bahwa racun belalang setan menyebabkan kematian, peristiwa di Bojonegoro menjadi pengingat bahwa konsumsi serangga ini sangat berisiko.
Langkah Pencegahan
Untuk menghindari risiko dari belalang setan, langkah-langkah berikut dapat dilakukan:
- Hindari kontak langsung: Jangan menyentuh atau mengganggu belalang ini.
- Gunakan pelindung: Jika berada di area yang banyak dihuni belalang setan, kenakan pakaian tertutup dan sarung tangan.
- Laporkan ke petugas: Jika populasi belalang setan di suatu daerah meningkat, segera laporkan ke pihak berwenang untuk penanganan lebih lanjut.
Dengan memahami bahaya yang ditimbulkan oleh belalang setan, masyarakat diharapkan dapat lebih waspada dan menghindari risiko yang tidak diinginkan. []